Vokaloka, Bandung - Bandung kembali hidup dalam warna, suara, dan tawa. Akhir pekan, Sabtu dan Minggu, 18–19 Oktober 2025, kawasan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jalan Ganesha berubah menjadi lautan manusia. Setelah sebelas tahun vakum, Pasar Seni ITB 2025 kembali digelar dengan tema "Setakat Lekat: Laku, Temu, Laju", mengajak masyarakat untuk kembali dekat dengan seni dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak pagi, udara di sekitar kampus terasa berbeda. Aroma kopi bercampur dengan bau cat dan kayu dari stan-stan seni yang berjajar di sepanjang area. Ratusan seniman dan komunitas kreatif hadir memamerkan karya mereka mulai dari lukisan, ilustrasi, kerajinan tangan, hingga instalasi interaktif yang membuat pengunjung tak sekadar melihat, tapi ikut merasakan pengalaman artistik.
Musik dari panggung utama mengalun lembut, bersahut dengan suara pengunjung yang sibuk berkeliling. Di satu sisi, anak-anak tampak antusias mengikuti lokakarya membuat topeng dari bahan daur ulang. Di sisi lain, muda-mudi mengabadikan momen di depan mural besar bertema Setakat Lekat yang menjadi ikon acara tahun ini.
Bagi sebagian orang, momen ini menjadi pengalaman pertama mereka mengunjungi Pasar Seni ITB. "Saya baru pertama kali ke sini dan saya terkejut, ternyata memang seramai ini dan seasik ini berkunjung ke Pasar Seni. Kalau tahun depan ada lagi, saya pasti mau datang lagi," ujar seorang pengunjung asal Bandung dengan wajah penuh antusias.
Kehangatan dan semangat itu terasa di setiap langkah. Tak hanya tentang karya, tetapi tentang pertemuan antara seniman dan penikmat, antara masa lalu dan masa kini. Tema Laku, Temu, Laju benar-benar hidup di tengah interaksi yang terjadi; seni menjadi bahasa yang menyatukan semua lapisan pengunjung tanpa batas usia dan latar belakang.
Menjelang sore, cahaya matahari menembus pepohonan kampus ITB, menyinari wajah-wajah lelah namun bahagia. Musik masih mengalun, anak-anak berlarian, dan para pengunjung duduk santai menikmati suasana. Di sinilah esensi Pasar Seni terasa bukan sekadar pameran, tapi perayaan kebersamaan.
Pasar Seni ITB 2025 pun menutup dua harinya dengan kesan yang mendalam. Ia bukan hanya peristiwa seni, tapi juga ruang bagi siapa pun untuk kembali merasa lekat pada karya, pada sesama, dan pada Bandung yang selalu punya cara merayakan kreativitasnya.
Reporter: Lutfiah Nurrahma Faisal KPI 5 B
Tidak ada komentar
Posting Komentar