Vokaloka, Bandung - Bagi banyak orang, Pramuka hanyalah kegiatan baris-berbaris dan latihan kedisiplinan. Tapi bagi Herna Wati, pembina Pramuka MTs Baabussalam Bandung, Pramuka adalah rumah tempat ia belajar arti ikhlas, tanggung jawab, dan pengabdian.
Sejak duduk di bangku SMP dan SMA, Herna sudah jatuh cinta pada dunia Pramuka. Setiap kegiatan terasa menyenangkan, penuh semangat, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya.
"Saya sempat berhenti ikut kegiatan Pramuka waktu kuliah, tapi rasanya ada yang hilang dalam keseharian. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali aktif di kegiatan yang sudah lama saya cintai itu," ujarnya.
Jalan kembali itu tentu tidak selalu mulus, dulu ia harus pintar membagi waktu dan mencari cara agar bisa tetap ikut kegiatan tanpa membebani orang tua.
"Saya buat dan jualan makanan ke temen-temen. Dari situ saya jadi bisa ikut Pramuka tanpa minta uang ke orang tua, dan itu juga bikin saya makin mandiri," ujarnya sambil tersenyum mengingat masa itu.
Nilai keikhlasan dan kebermanfaatan bagi orang lain adalah dua hal yang selalu ia pegang dalam setiap langkah.
Karakter kuat dan jiwa sosial tumbuh bukan karena teori, melainkan pengalaman dan kebersamaan. Itu pula yang ingin ia tanamkan kepada murid-muridnya di MTs Baabussalam Bandung.
Mengabdi di Pramuka, bagi Herna, bukan sekadar menjalankan tugas sebagai pembina. Ia memaknainya sebagai wujud cinta yang ia berikan pada generasi muda.
Ia percaya, Pramuka dapat melahirkan pribadi yang siap berbakti, disiplin, tangguh, dan mencintai lingkungannya.
"Kalau mental dan fisik anak-anak kuat, dan mereka punya tanggung jawab, mereka akan tumbuh jadi pribadi yang baik," tuturnya.
Di balik seragam cokelat yang ia kenakan, tersimpan perjalanan panjang seorang perempuan yang ikhlas mendidik, tulus mengabdi, dan selalu kembali pada hal yang membuatnya jatuh cinta, Pramuka.
Reporter : Lutfiah Nurrahma Faisal KPI 5 B
Tidak ada komentar
Posting Komentar