Makanan Bisa Memengaruhi Mood, Lho! Ini Hubungan Pola Makan dan Kesehatan Mental

Sering merasa mood naik-turun atau gampang cemas? Ternyata, salah satu penyebabnya bisa berasal dari apa yang kita makan sehari-hari. Pola makan yang kurang sehat, seperti terlalu banyak gula, lemak jenuh, dan makanan olahan, tidak hanya memengaruhi tubuh, tapi juga berisiko meningkatkan depresi dan kecemasan. Sebaliknya, mengonsumsi makanan seimbang bisa membantu menjaga mood tetap stabil dan konsentrasi tetap optimal.

Penelitian yang diterbitkan Nutrients (2023) menunjukkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi makanan olahan dan tinggi gula berisiko mengalami depresi hingga 58% lebih tinggi dibanding mereka yang menjaga pola makan sehat. Konsumsi sayur, buah, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian terbukti mendukung kesehatan mental dan meningkatkan fungsi kognitif.

Mengapa makanan bisa memengaruhi mental? Salah satunya karena hubungan makanan dengan peradangan tubuh. Makanan tinggi gula dan lemak trans dapat memicu peradangan kronis, yang berimbas pada otak dan neurotransmiter yang mengatur suasana hati. Selain itu, kesehatan usus ternyata berperan penting. Triliunan mikroba di usus berkontribusi pada produksi serotonin, hormon yang memengaruhi rasa bahagia. Pola makan yang kaya serat, probiotik, dan prebiotik menjaga keseimbangan mikroba ini, sehingga mood lebih stabil dan risiko stres menurun.

Fluktuasi kadar gula darah juga menjadi faktor penting. Makanan manis yang dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan gula darah naik-turun drastis, memicu pelepasan hormon stres, dan akhirnya memengaruhi kestabilan emosi.

Untuk menjaga kesehatan mental melalui pola makan, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan. Mempraktikkan diet Mediterania, yang kaya sayur, buah, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun, terbukti menurunkan risiko depresi hingga 30-40%. Mengurangi konsumsi makanan olahan dan gula tinggi, serta mengganti camilan manis dengan buah atau kacang-kacangan, juga sangat membantu. Protein sehat dari ikan, ayam, telur, atau kacang-kacangan mendukung produksi neurotransmiter penting. Tidak kalah penting, konsumsi probiotik seperti yogurt, kefir, dan tempe, serta menjaga hidrasi tubuh, menjadi bagian dari strategi menjaga mood tetap stabil.

Tentu saja, pola makan sehat tidak berdiri sendiri. Tidur cukup, olahraga rutin, dan manajemen stres tetap menjadi bagian integral dari kesehatan mental. Semua faktor ini saling terhubung, membentuk ekosistem yang mendukung kesejahteraan psikologis.

Fenomena ini menjadi penting karena gangguan kesehatan mental semakin meningkat, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2022 menunjukkan sekitar 9,8% masyarakat Indonesia mengalami gangguan depresi ringan hingga berat. Dengan memperhatikan pola makan, setiap orang bisa mengambil langkah sederhana namun berdampak nyata: menambahkan lebih banyak sayur dan buah, makan ikan beberapa kali seminggu, atau mengurangi konsumsi makanan olahan.

Singkatnya, menjaga kesehatan mental bukan hanya soal terapi atau obat-obatan. Apa yang kita makan setiap hari berperan besar dalam stabilitas emosi, mood, dan fokus. Jadi, sebelum stres menyerang, perhatikan dulu apa yang ada di piringmu mungkin di situlah kuncinya.

Reporter: Inggrid Aulia Kusumawardhani, 5A

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo