Baitulmaal Muamalat dan Komite Marhas Gandeng Abi Fahri Bahas Pola Asuh Anak


Vokaloka, Bandung – Pendidikan keluarga menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter anak. Di tengah tantangan pengasuhan masa kini, Baitulmaal Muamalat (BMM) bersama Komite SD Plus Marhas berkolaborasi menggelar kajian parenting bertema Cara Cerdas Mendidik Anak Tanpa Marah. Kegiatan ini dilaksanakan pada, Sabtu (4/10) di GOR Lukmanul Hakim, Kampus 2 SMK Marhas Margahayu. Kegiatan ini menghadirkan Abi Fahri Nabhan Rabbani, seorang motivator nasional, dosen psikologi, sekaligus pakar parenting dan keharmonisan hubungan keluarga. 

Koordinator BMM, Elyan, menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari kebutuhan sekolah dan mitra untuk menghadirkan kajian yang relevan bagi para orang tua. Ia mengatakan, kerja sama ini merupakan bagian dari program sosial dakwah BMM yang fokus pada pemberdayaan keluarga.

"Pihak sekolah ingin mengadakan kajian atau talk show, dan kebetulan di BMM ada program serupa. Jadi kami berkolaborasi untuk menyelenggarakan kajian parenting ini," ujar Elyan.

Pemilihan Abi Fahri sebagai pembicara didasarkan pada pengalaman dan kapasitasnya di bidang parenting. Abi Fahri merupakan sosok yang tidak hanya memahami teori pengasuhan secara psikologis, tetapi juga mampu mengintegrasikannya dengan nilai-nilai keislaman. Gaya penyampaiannya yang komunikatif, penuh energi, serta dekat dengan realitas keluarga modern membuat pesan yang dibawakan lebih mudah diterima oleh para peserta.

"Abi sudah menjadi mitra BMM sejak 2022. Beliau ekspertis di bidang parenting, energik, komunikatif, keilmuan dan pengalamannya luas. Oleh karena itu, kami menggandeng Abi Fahri untuk kegiatan ini," jelas Elyan.

Menurut Elyan, kegiatan semacam ini memiliki dampak besar dalam memperkuat hubungan keluarga. Ia menilai kajian parenting bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang refleksi bagi para orang tua untuk memahami peran mereka dalam membentuk karakter anak.

"Kajian seperti ini penting sekali, apalagi bagi para orang tua. Selain menambah ilmu, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antara pihak sekolah dan orang tua murid," tuturnya.

Dalam penyampaian materinya, Abi Fahri menyoroti penyebab utama orang tua mudah marah kepada anak. Ia menilai, hal tersebut bukan disebabkan oleh kurangnya ilmu, melainkan karena banyaknya pengetahuan yang tidak disaring dengan benar.

"Sebetulnya orang tua marah ke anak bukan karena kurang ilmu, tetapi karena banyak ilmu. Mereka jadi bingung memilih ilmu mana yang sesuai untuk mendidik anak. Hanya sedikit orang tua yang memahami ilmu sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah," ungkapnya.

Abi Fahri juga menjelaskan bahwa marah dan tegas memiliki makna yang berbeda. Menurutnya, banyak orang tua yang salah memahami batas antara ketegasan dan amarah. Meski begitu, Ia juga menekankan bahwa pendidikan anak dalam Islam harus dilakukan dengan kasih sayang dan kelembutan, bukan dengan paksaan.

"Marah dan tegas itu beda loh. Kalo marah itu ada nafsu amarah, kalo tegas sebuah aturan yang diterapkan dimana ada konsekuensinya. Oleh karena itu, hati-hati jangan sampai tersusupi nafsu amarah, jangan sampai menyalahgunakan kalimat tegas padahal marah. Tidak perlu marah atau memaksa karena semua itu dilarang dalam agama. Pendidikan anak yang benar adalah ketika kita memahami dan terus mengingatkan agar mereka beriman dan bertakwa," ujarnya.

Sebagai dosen psikologi, Abi menyoroti dampak psikologis dari kebiasaan memarahi anak. Ia mengatakan bahwa anak yang sering dimarahi dapat mengalami stres, depresi, hingga luka batin yang sulit disembuhkan.

"Ketika anak sering dimarahi, maka dampaknya fatal. Mereka bisa stres, depresi dan memiliki luka batin. Karena itu, orang tua harus introspeksi dan berani meminta maaf kepada anak. Rumah tangga yang harmonis tidak dibangun oleh satu orang, tapi oleh seluruh anggota keluarga, termasuk anak," jelasnya.

Selain berbicara tentang konsep pengasuhan, Abi juga memberikan pesan moral kepada para orang tua agar senantiasa memperbaiki diri.

"Fokuslah untuk menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan begitu, hati kita akan lebih tenang saat menghadapi anak. Semoga kegiatan ini bisa merata, khususnya di Jawa Barat. Ilmu mendidik anak tanpa marah harus dimiliki oleh setiap orang tua agar mereka merasakan bahagianya memiliki keluarga yang harmonis," pesannya.

Salah satu peserta kajian, Resti, yang merupakan orang tua dari siswa SD Plus Marhas, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat. Ia menilai penyampaian Abi Fahri sangat menyentuh dan materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan para orang tua masa kini.

"Saya tertarik ikut karena temanya menarik dan narasumbernya berpengalaman. Abi menyampaikan bahwa mendidik anak tidak harus dengan marah. Abi juga memberikan tips cara menghadapi tingkah laku anak yang beragam, salah satunya dengan mengubah dan memperbaiki mindset kita terlebih dahulu sebagai orang tua. Tentunya, saya ingin mencoba menerapkan nasihat Abi supaya anak merasa lebih nyaman dan suasana di rumah lebih tenang," ujarnya.

Ketua panitia sekaligus Komite SD Plus Marhas, Widi Olivia, mengungkapkan bahwa tema dan narasumber kegiatan ini dipilih berdasarkan hasil pilih dari para orang tua murid. Ia menjelaskan, 50 persen orang tua memilih tema mendidik anak tanpa marah karena dianggap paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemilihan narasumber pun dilakukan secara mandiri oleh para orang tua, yang akhirnya menunjuk Abi Fahri sebagai pengisi kajian.

"Kami melakukan polling dari beberapa tema yang diajukan, dan hasilnya tema ini paling banyak dipilih karena dianggap relevan dengan kehidupan sehari-hari. Begitupun pemilihan narasumbernya, BMM ada ngasih ke kami 4 narasumber, nah itu kami polling gimana nih ke empat narasumber ini di YouTube dan terpilih ustaz Abi. Jadi, tema maupun narasumber melibatkan hak pilih dari orang tua agar mereka nyaman dan bisa lebih fokus mengikuti kegiatan ini karena kami komite hanya menjembatani orang tua," jelasnya.

Widi menuturkan, persiapan kegiatan dilakukan sejak awal September dengan koordinasi intensif antara panitia, perwakilan kelas, pihak sekolah dan pihak BMM. Ia juga mengapresiasi kolaborasi dengan BMM yang sejak awal memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

"Kami rapat beberapa kali untuk membahas sponsor, donatur dan doorprize. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Saya bersyukur dan bangga panitianya kompak dan solid, begitupun orang tuanya juga sangat antusias. Kegiatan ini juga tidak akan sukses tanpa bantuan dari BMM. Oleh karena itu, Saya sangat berterima kasih karena BMM tidak hanya menjadi sponsor, tapi juga mitra yang aktif membantu dan sangat welcome. Saya berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut dengan berbagai program yang beragam," ujarnya.

Melalui kolaborasi antara Baitulmaal Muamalat, Komite SD Plus Marhas dan Abi Fahri Nabhan Rabbani, kegiatan ini menjadi ruang edukasi sekaligus refleksi bagi para orang tua dalam memperbaiki pola asuh anak di rumah. Sinergi antara lembaga sosial, pendidikan dan keluarga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa mendidik anak agar berakhlak dan bermental sehat dimulai dari kesabaran, ilmu, serta kasih sayang dalam keluarga.

Reporter: Tantia Nurwina, KPI/5B


Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo