Hidden Library Cafe, Bunga di Tembok yang Jadi Ruang Komunitas di Bandung

Ngopi sambil baca buku mungkin udah biasa. Tapi gimana kalau rak-raknya bisa diisi koleksi buku kamu sendiri, lalu dibaca bareng banyak orang? Itulah yang bikin Bunga di Tembok beda dari ruang nongkrong lainnya.


Bandung dikenal punya banyak ruang kreatif, salah satunya Bunga di Tembok, hidden library cafe yang berlokasi di Jl. Pasirluyu Timur No.117A, Ancol, Kec. Regol, Kota Bandung.  Tempat ini bukan sekadar kafe biasa, tapi juga ruang baca dan komunitas yang bisa diakses publik. Menurut Nabila, salah satu pengelola, Bunga di Tembok awalnya dirancang untuk menghadirkan ruang alternatif yang lebih hidup daripada perpustakaan senyap. "Bunga di Tembok dibuat untuk jadi tempat, atau titik-titik temunya, temen-temen komunitas,atau teman-teman yang lain untuk berbagi ide, diskusi segala macem," ujarnya.


Koleksi buku di Bunga di Tembok terbilang unik karena sebagian berasal dari konsep "rak komunitas." Siapapun, baik individu maupun komunitas, bisa menyewa rak seharga Rp50 ribu per bulan untuk menitipkan 20–30 buku agar bisa dibaca publik. Koleksinya fleksibel bulan ini bisa fiksi, bulan berikutnya sejarah atau tema lain dan pemilik bebas memperpanjang atau mengganti isi rak setiap bulan. "Rak komunitas ini memang dibuat supaya buku-buku yang tadinya cuma numpuk di rumah bisa dibaca lebih banyak orang. Jadi bukan cuma milik pribadi, tapi jadi milik bersama," jelas Nabila. Konsep ini membuat perpustakaan tidak hanya menyimpan koleksi inti, tapi juga merepresentasikan keberagaman buku yang dibawa oleh komunitas maupun individu.


Koleksi yang tersedia beragam, mulai dari literatur tentang Bandung, sastra, jurnalisme, hingga sejarah. Pengunjung juga bisa mengajukan permintaan buku, yang nantinya diusahakan untuk hadir di rak. Selain ruang baca, Bunga di Tembok juga punya kegiatan rutin. Ada Kembang Kata setiap Jumat malam untuk diskusi buku, serta program Satu Sore yang temanya berganti-ganti, mulai dari isu sosial, nonton bareng, hingga workshop.


Bukan cuma itu, banyak komunitas aktif di Bandung yang memilih Bunga di Tembok sebagai tempat berkegiatan. Dari diskusi sastra, pemutaran film, hingga pertemuan komunitas kreatif, hampir tiap pekan selalu ada acara yang meramaikan ruang ini. "Banyak komunitas yang beda-beda mulai dari komunitas literasi, komunitas jurnalistik atau bahkan PERSMA, lumayan banyak sih cukup beragam di sini," ungkapnya.


Pengunjung pun datang dari berbagai latar, tapi mayoritas anak muda usia awal 20-an. Salah satunya Rafi, mahasiswa ISBI, yang sering mampir sepulang kuliah.


"Tempatnya enak, nyaman, dan dekat dengan jalur antara rumah dan kampus," ujarnya.


Meski terus berkembang, Nabila mengakui tantangan terbesar adalah menjaga keberlangsungan ruang independen ini. Ke depan, Bunga di Tembok berencana memperbanyak koleksi, menambah fasilitas, hingga membuka opsi peminjaman buku. Harapannya, tempat ini tetap bisa menjadi rumah bagi para pembaca dan komunitas di Bandung.


Reporter: Fira Amarin KPI/5B

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo