Tampilkan postingan dengan label Salah Foto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Salah Foto. Tampilkan semua postingan

Belajar Dinamika Berpolitik Di Sekolah, MAN 2 Kota Bandung Gelar Pemilihan Ketua OSIS

Rabu, 17 September 2025 – 14.18 WIB
Vokaloka.com, Bandung - Pemilihan ketua OSIS atau PEMILOS MAN 2 Kota Bandung tahun ini berhasil menjadi ajang pembelajaran demokrasi bagi siswa. Ada yang unik dari agenda PEMILOS ini dari tahun ke tahun, yaitu terkait pengangkatan tema etnik dengan total 10 provinsi yang menghiasi seluruh ruangan yang dijadikan bilik suara, dari Sumatera Barat hingga Papua. PEMILOS kali ini melibatkan tiga kandidat atau pasangan calon yang sama-sama berkompetisi dengan mengusung inovasi kampanye, visi dan misi, serta program kerja yang menjadi ciri khas tiap kandidatnya. Dari ketiga pasangan calon tersebut, muncul lah nama Fattah dan Jihan dari pasangan calon nomor urut dua sebagai ketua dan wakil ketua OSIS terpilih dengan memperoleh jumlah 543 suara dengan siasat kampanye yang bergerilya di media sosial dan program unggulan nya "OSIS Goes To Campus" yang dinilai berhasil menarik atensi seluruh masyarakat MAN 2 Kota Bandung.

Sebetulnya pada PEMILOS kali ini terjadi pergeseran signifikan dalam pendekatan kampanye politik tiap kandidatnya. Kontras dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih mengandalkan dan bertumpu pada proses sosialisasi langsung ke tiap kelas, PEMILOS kali ini lebih memanfaatkan arus globalisasi dengan berlomba-lomba mencari atensi masyarakat MAN 2 Kota Bandung dengan bergerilya melalui platform digital atau media sosial. Hal ini tentunya menjadi cerminan bagaimana generasi Z yang sudah melek terhadap arus globalisasi yang terjadi dewasa ini dengan memanfaatkan dengan betul beberapa platform media sosial menjadi alat komunikasi politik mereka. Hal ini juga dipertegas oleh salah seorang siswa, bernama Faras, siswa kelas XI-A, yang mengamati transformasi ini dengan menyatakan, "Tahun sekarang itu cukup berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu nggak ada calon ketua OSIS yang nyamperin datang ke kelas-kelas" pernyataan ini sekaligus mengonfirmasi adanya pergeseran dalam pendekatan kampanye yang lebih efisien dan modern.

Ada yang cukup terbilang unik dari kandidat terpilih tahun ini, yaitu pasangan Fattah dan Jihan, kandidat nomor urut 2 yang berhasil mencuri perhatian dengan siasat kampanye yang mengadaptasi beberapa tren media sosial terkini yang dikemas dengan format ringan. Fattah mengungkapkan "Kita bikin konten dan itu berhasil meledak ya waktu kita post konten tersebut" ini juga menjadi indikasi terkait preferensi komunikasi generasi muda yang lebih tertarik pada konten visual, ringan, dan interaktif. Selain pendekatan digital, pasangan Fattah dan Jihan juga menerapkan siasat ground campaign yang terbilang jenius, melalui partisipasi aktif dalam seluruh kegiatan sekolah, dari program Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) hingga Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Mereka dirasa berhasil mencuri start lebih dulu untuk membangun kedekatan personal sekaligus mencari panggung yang memungkinkan mereka selangkah lebih maju dan lekat dengan  guru & siswa.

Selain siasat pra PEMILOS yang terbilang efektif, mereka juga unggul dalam penyusunan program revolusioner, yaitu program kerja inovatif yang mereka tawarkan. Program flagship mereka, "OSIS Goes To Kampus" merupakan inisiasi terbaharukan dalam dunia organisasi siswa yang didalamnya memiliki tujuan untuk membangun jembatan antara dunia sekolah dan perguruan tinggi, konsep ini tidak hanya berhenti pada suntikan wawasan seputar dunia kampus saja, namun juga membuka peluang jaringan dan kolaborasi antara sekolah dengan institusi pendidikan tinggi. Inisiasi kedua adalah program "Podcast School" sebuah platform komunikasi internal yang juga terinspirasi dari sekolah lain. Program ini mengintegrasikan fungsi edukasi dan hiburan dalam format yang ringan, yaitu sharing. Mereka mengungkapkan "Kita pengennya ngelakuin hal kayak gini tuh di jam istirahat, kita mulai ngepodcast nanti kemudian disiarin di satu sekolah"

Selanjutnya, apabila kita menelik sedikit terhadap proses pemilihan tahun ini, kita akan mendapati beberapa perbaikan yang cukup signifikan dalam aspek teknis penyelenggaraan, salah satunya sistem pemungutan suara yang lebih user-friendly telah diterapkan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan teknis berupa suara yang tidak sah, yang sempat menghiasi PEMILOS pada tahun-tahun sebelumnya. Salah seorang siswa, bernama Ardhi menjelaskan "Kertasnya itu sudah dalam keadaan terlipat sama bagian MPK nya, sehingga kami tinggal ngebuka, sudah tersedia, kemudian tinggal ditutup mengikuti lipatan semula, sehingga meminimalisir jumlah suara yang tidak sah." Perbaikan ini mengindikasikan komitmen sekolah dalam menghadirkan proses demokrasi yang berkualitas dan profesional. 

Namun masih terdapat ruang untuk perbaikan dalam aspek inklusivitas sistem seleksi calon. Kritik berdatangan terkait persyaratan yang mengharuskan calon berangkat dari kalangan internal OSIS, yang dinilai membatasi kesempatan bagi siswa & siswi yang potensial atau kompeten dari luar organisasi intra sekolah.

 

Reporter: Highcall Ziqrul Illahi, KPI/5B

DKPP Kota Bandung Sulap Ikan Lele jadi Cuan untuk Warga Gegerkalong

Sebagai wujud konsistensi program, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung kembali menggelar pelatihan olahan perikanan di Kantor Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, pada Jumat (12/9/2025). Kegiatan ini diikuti kelompok Buruan SAE, kader PKK, serta masyarakat sekitar dengan tujuan meningkatkan keterampilan warga dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai tinggi.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta mempraktikkan pembuatan berbagai olahan ikan lele, hasil panen budidaya ikan dalam ember (budikdamber) diantaranya membuatnya abon dan risoles lele. Narasumber pelatihan, Rostanti, menjelaskan secara detail alasan pemilihan ikan lele. Menurutnya, lele memiliki harga yang cukup terjangkau namun kandungan gizinya tetap tinggi. Hal ini menunjukkan potensi keuntungan yang cukup besar jika masyarakat mampu mengelolanya dengan baik. "Protein dari lele 18 gram per 100 gram ikan, bandeng 20 gram per 100 gram. Kenapa lele? Karena bahan bakunya lebih murah. Lele di pasar Rp30 ribu per kilogram, bisa diolah jadi produk bernilai jual Rp100 ribu. Artinya ada keuntungan sekitar Rp70 ribu per kilogram. DKPP ingin memberikan gambaran bagaimana lele yang sederhana bisa menjadi produk bernilai tinggi", ujarnya.

Wilsandi Saefuloh, Kepala Bidang Perikanan DKPP Kota Bandung menjelaskan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kota Bandung yang masih relatif rendah, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi warga. Menurutnya, beberapa alumni pelatihan sebelumnya sudah mampu mengembangkan produk olahan perikanan dan mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga mereka. "Di BIP stand baso diet, itu hasil dari pelatihan seperti ini. hasil dari pelatihan seperti ini. Jadi selain bermanfaat untuk keluarga bisa juga untuk keluarga", ucap Wili.

Prasetyowati Isbadini, bagian Perikanan DKPP menambahkan bahwa pihaknya tidak hanya berhenti pada tahap pelatihan. Ia menegaskan, DKPP juga memiliki berbagai program untuk mendukung kemandirian warga termasuk perizinan usaha bagi peserta yang serius ingin mengembangkan produk olahan perikanan."Dinas mau menginisiasi untuk perizinan usaha, bisa mendampingi", ucapnya.

Lurah Gegerkalong, Erni Mulyani, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan program ini. Ia menuturkan bahwa kegiatan pelatihan sejalan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya kaum perempuan yang memiliki peran penting dalam rumah tangga, sehingga pelatihan ini bisa menunjang program P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) di Kelurahan Gegerkalong.

Erni menekankan bahwa peningkatan keterampilan dapat menjadi salah satu jalan menuju kesejahteraan keluarga. "Kami berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan memberi manfaat lebih luas, bukan hanya di Gegerkalong tetapi juga di kelurahan lain," ungkapnya. Salah seorang peserta, Siti, mengaku senang mendapat pengalaman baru dalam mengolah ikan. Ia menuturkan bahwa resep yang dipelajari akan dipraktikkan di rumah terlebih dahulu. Jika suatu saat ada kesempatan dan modal yang memadai, ia tidak menutup kemungkinan menjadikan keterampilan tersebut sebagai usaha kecil. "Kalau usaha mungkin belum, coba duku di rumah, kalau memang ada modalnya atau ada kesempatan buat jualan insya allah", tuturnya.

Melalui kegiatan ini, DKPP Kota Bandung berharap masyarakat tidak hanya terampil dalam mengolah hasil perikanan, tetapi juga semakin sadar akan pentingnya konsumsi ikan untuk kesehatan.

Reporter: Seli Siti Amaliah Putri/KPI 5 B

© all rights reserved
made with by templateszoo