MABIT UPI 2025 di Pesantren Idrisiyyah, Mahasiswa Baru Diajak Mondok Sehari

Vokaloka, Tasikmalaya Kegiatan Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya kembali digelar pada 15–16 November 2025 dan tahun ini menghadirkan nuansa berbeda. Bertempat di Pesantren Idrisiyyah, kegiatan tersebut menjadi ruang perjumpaan antara mahasiswa baru, tradisi pesantren, serta pendekatan spiritualitas Sufi yang telah menjadi ciri khas Idrisiyyah sebagai salah satu tarekat yang aktif di bidang dakwah dan pemberdayaan umat. Melalui konsep mondok sehari, peserta diajak mengenal kehidupan pesantren, spiritualitas, serta nilai-nilai pendidikan Islam.
 
MABIT UPI 2025 merupakan kegiatan kolaborasi antara Sufi Training Center (STC) Idrisiyyah dan DEMA Idrisiyyah, yang sejak awal dirancang untuk memperluas pengalaman mahasiswa dalam memahami pembinaan ruhani secara langsung melalui praktik pesantren. Kolaborasi ini semakin memperkuat hubungan antara dunia pendidikan tinggi dan lembaga keagamaan tradisional, sebuah model sinergi yang mulai banyak dikembangkan di berbagai daerah. Program pembinaan karakter seperti MABIT UPI menjadi lebih bermakna ketika dilaksanakan di lingkungan spiritual seperti Pesantren Idrisiyyah, karena mahasiswa dapat merasakan langsung pengalaman mondok dan praktik ibadah bersama santri.
 
Suasana Penyambutan dengan Nuansa Khas Pesantren
Rombongan mahasiswa UPI tiba di lingkungan Pesantren Idrisiyyah pada Sabtu siang. Mereka disambut hangat oleh penampilan hadroh santri yang membawakan shalawat secara syahdu, merdu dan penuh semangat. Kesan religius dan khidmat langsung terasa sejak langkah pertama peserta memasuki area pesantren, menandai awal rangkaian kegiatan yang mengedepankan nilai spiritual.
Acara pembukaan dipusatkan di Masjid Al-Fattah, salah satu pusat aktivitas spiritual pesantren. Ismail Fadhilah, mahasantri semester 3 program Tasawuf Ma'had Aly Idrisiyyah, memandu jalannya acara dengan hangat dan khidmat.
 
Ketua Yayasan Idrisiyyah, Ust. Adang Nurdin, M.Pd, menyampaikan sambutan pembuka dengan menekankan bahwa pembinaan ruhani merupakan pilar penting bagi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Menurutnya, integritas moral dan ketenangan spiritual adalah fondasi yang perlu dibangun sejak masa pendidikan tinggi.
 
Sementara itu Pembimbing Tutorial UPI, Bapak H. Anggi Maulana Rizki, Dip. LC, MA, menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya kolaborasi ini. Ia menilai, kemitraan antara UPI dan Pesantren Idrisiyyah mampu memperkaya pemahaman mahasiswa tidak hanya dalam aspek ibadah ritual, tetapi juga dalam dinamika sosial keagamaan.
 
Tiga Materi Inti Menyelami Spiritualitas Sufi dan Peran Sosial Tarekat
Hari pertama diisi dengan tiga materi yang memperkenalkan mahasiswa pada tradisi ruhani Idrisiyyah dan relevansinya dalam kehidupan modern.
 
1. Menguatkan Ruhani: Wirid & Amaliyah Ubudiyah Idrisiyyah
Materi pertama disampaikan oleh Ust. Ahmad Faqih, S.Pd yang menjelaskan pentingnya tazkiyatun nafs, disiplin dzikir, serta adab-adab dasar dalam perjalanan spiritual. Mahasiswa dikenalkan dengan struktur wirid serta bagaimana amaliyah ubudiyah berperan dalam menjaga ketenangan mental.
2. Tarekat Idrisiyyah sebagai Manhaj dan Organisasi Dakwah
Pada sesi kedua, Ust. Asep Deni, M.Pd memaparkan peran tarekat dalam konteks sejarah dan sosial. Ia menekankan bahwa Idrisiyyah bukan hanya jalur spiritual individual, melainkan juga lembaga sosial keagamaan yang aktif membina masyarakat melalui pendidikan, pengajian, dan gerakan pemberdayaan.
3. Pemuda Qur'ani dan Kebangkitan Bangsa
Materi ketiga disampaikan kembali oleh Ust. Adang Nurdin, M.Pd, yang mengajak mahasiswa memahami hubungan antara akhlak Qur'ani, kemajuan bangsa dan peran pemuda Muslim sebagai agen perubahan.
Materi-materi ini memberikan wawasan kepada mahasiswa baru UPI Kampus Tasikmlaya bahwa spiritualitas dan pembangunan karakter tidak dapat dipisahkan dari tantangan generasi muda di era modern.
 
Hadroh, Mahalul Qiyam dan I'tikaf
Menjelang malam, suasana semakin syahdu. Hadroh santri kembali mengalun mengiringi pembacaan mahalul qiyam, sebuah tradisi khas pesantren yang menggugah semangat kecintaan kepada Rasulullah
SAW. Lantunan doa dan shalawat mengajak mahasiswa memasuki ruang perenungan yang lebih dalam. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan Malam Keakraban (MAKRAB) bersama DEMA dan HIMA Idrisiyyah. Momen ini menjadi forum pertukaran pengalaman antara mahasiswa dan Mahasantri mengenai kehidupan kampus, dinamika kepesantrenan, hingga perjalanan spiritual pribadi masing-masing.
Malam pertama ditutup dengan i'tikaf dan sesi refleksi diri, memberikan ruang bagi peserta untuk mengevaluasi kualitas ibadah dan kehidupan sehari-hari mereka di tengah rutinitas perkuliahan.
 
Hari Kedua: Tahajud, Ziarah, dan Literasi Dakwah Digital
Hari kedua dimulai sejak pukul tiga dini hari melalui kegiatan tahajud dan subuh berjamaah, dilanjutkan tausiyah oleh Ust. Jalaluddin, S.Pd yang menekankan pentingnya kedisiplinan ibadah dalam membentuk karakter pemimpin masa depan.
 
Setelah sarapan dan persiapan penutupan, peserta mengikuti studi lapangan dan ziarah ke sejumlah titik penting di sekitar pesantren, dipandu oleh panitia dari Tim STC. Studi lapangan ini menghubungkan mahasiswa dengan realitas sosial dan budaya pesantren secara langsung.
 
Dakwah Digital: Tema Relevan untuk Mahasiswa Gen-Z
Materi berikutnya adalah sesi diskusi "Dakwah Digital", disampaikan oleh Ustadz Muhammad Abdullah, S.Kom, dan Ustadz Yudi Ginanjars, S.Si, selaku Tokoh Ahli Idrisiyyah di Bidang Dakwah Digital, didampingi Asisten Trainer yakti Tya Putri Aisyah dari Mahasantri semester 5 Program Tasawuf, Ma'had Aly Idrisiyyah.
 
Keduanya menjelaskan bagaimana dakwah dapat dikemas secara kreatif dan bertanggung jawab melalui platform digital. Mahasiswa baru diperkenalkan pada etika bermedia, strategi dakwah kontemporer dan tantangan ruang digital yang sering kali memunculkan hoaks, ujaran kebencian, hingga kekerasan simbolik.
 
Sesi ini menjadi salah satu yang paling relevan karena bersentuhan langsung dengan kehidupan mahasiswa di dunia maya.
 
Penutupan dan Harapan
Kegiatan diakhiri dengan sambutan panitia serta pesan penutup dari Bapak H. Anggi Maulana Rizki, yang menegaskan pentingnya kesinambungan kegiatan pembinaan ruhani bagi mahasiswa. Ia berharap MABIT bukan hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pengembangan program serupa yang lebih masif ke depan.
 
Seluruh rangkaian acara ditutup dengan foto bersama sebagai simbol kebersamaan antara kampus dan pesantren.

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo