Bagaimana Otak Membentuk Rutinitas dan Mengapa Kita Sulit Mengubahnya


Vokaloka, Bandung - Setiap hari kita hidup berdampingan dengan kebiasaan, baik yang kita sadari maupun yang berjalan begitu saja tanpa berpikir panjang. Kita membuka ponsel begitu bangun tidur, menyeduh kopi dengan urutan yang sama, atau refleks menyalakan aplikasi media sosial ketika bosan atau cemas.
Kebiasaan yang tampak sederhana ini sebenarnya merupakan hasil kerja otak untuk menghemat energi. Jika setiap tindakan kecil diulang kembali dari nol, hidup akan terasa jauh lebih melelahkan. Karena itu otak merancang serangkaian jalur otomatis yang membuat kita bisa menjalankan tugas harian dengan mulus dan efisien.

Namun otomatis juga berarti melekat. Kebiasaan yang terbentuk dengan kuat sering kali sulit dihentikan, terutama jika kebiasaan itu justru tidak bermanfaat. Ketika seseorang sedang stres lalu tanpa sadar mencari camilan, atau ketika rutinitas membuka gawai muncul setiap kali rasa bosan datang, kita sebenarnya sedang menyaksikan bagaimana otak bekerja di balik layar.
Untuk memahami mengapa perilaku berulang begitu kuat mencengkeram, kita perlu mengetahui apa yang terjadi di dalam sistem saraf kita.

Bagaimana Kebiasaan Terbentuk di Otak
Menurut penelitian neuroscience yang dirangkum Sam Dabir, kebiasaan terbentuk melalui pola yang disebut lingkaran kebiasaan. Tiga elemen utamanya adalah isyarat, rutinitas, dan imbalan.
Isyarat berfungsi sebagai pemicu, bisa berasal dari lingkungan, waktu, bahkan emosi seperti kesepian atau gelisah. Setelah isyarat muncul, otak memasuki rutinitas tertentu, misalnya mengambil ponsel atau mencari makanan ringan.

Proses ini kemudian ditutup oleh imbalan yang memberikan rasa senang atau lega. Ketika pola ini terus diulang, otak membangun jalur saraf yang makin kuat, terutama di wilayah ganglia basal. Pada tahap inilah kebiasaan mulai berjalan tanpa banyak campur tangan dari korteks prefrontal yang biasanya terlibat dalam pengambilan keputusan sadar.

Yang menarik, meski kebiasaan tampak keras kepala, otak tidaklah kaku. Plastisitas otak memungkinkan kita memodifikasi kebiasaan lama dan membangun kebiasaan baru. Dengan mengenali pemicu tertentu dan mengganti respons terhadapnya, kita dapat menulis ulang rutinitas yang ada.
Mengubah lingkungan juga membantu menurunkan kekuatan isyarat pemicu sehingga perilaku tidak otomatis muncul.

Kebiasaan dan Keahlian, Mengapa Keduanya Berhubungan
Pada titik inilah pembahasan tentang kebiasaan mulai bersinggungan dengan satu gagasan yang cukup terkenal di masyarakat, yaitu teori 10.000 jam. Teori ini sering diartikan sebagai rumus bahwa seseorang akan menjadi ahli setelah menghabiskan 10.000 jam latihan.

Sekilas teori ini tampak berada di luar topik kebiasaan, padahal sebenarnya keduanya saling terhubung. Kebiasaan adalah fondasi dari setiap aktivitas berulang, dan aktivitas berulang adalah inti dari latihan yang mengarah pada keahlian. Dengan kata lain, rutinitas yang konsisten adalah bahan baku yang membentuk apa pun yang akhirnya kita kuasai.

Musisi Janek Gwizdala, dalam refleksinya tahun 2024, mempertanyakan keakuratan angka 10.000 jam tersebut. Menurutnya, angka itu tampak terlalu sederhana untuk menggambarkan proses belajar yang dinamis. Ia sendiri menghabiskan lebih dari 43.800 jam berlatih musik selama puluhan tahun, namun tetap merasa belum benar benar menjadi ahli sepenuhnya. Baginya, perjalanan menuju keahlian tidak ditentukan oleh jumlah jam semata, tetapi oleh niat, kualitas interaksi, konsistensi, dan pengalaman variatif yang memperkaya kemampuan.

Esensi dari 10.000 Jam
Kritik dari Janek justru membantu kita memahami esensi yang sebenarnya. Inti dari teori 10.000 jam bukanlah angka, melainkan ide bahwa pengulangan yang konsisten membentuk jalur saraf yang kuat. Otak menjadi ahli melalui pola yang sama dengan pembentukan kebiasaan, yaitu pengulangan yang terus menerus hingga perilaku tertentu menjadi otomatis.

Pengulangan inilah yang pada akhirnya memperkuat identitas seseorang, membuat kita lebih percaya diri, lebih terampil, dan lebih tajam secara mental. Dengan demikian, proses menuju keahlian tidak berbeda jauh dari proses membangun kebiasaan: keduanya sama sama mengubah struktur otak sedikit demi sedikit.

Karena otak sangat responsif terhadap rutinitas kecil yang dilakukan secara konsisten, membangun kebiasaan baru sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Anda tidak perlu memulai dengan langkah besar.

Membangun Kebiasaan Baru, Mulai dari 10 Menit Sehari
Kebiasaan membaca misalnya, dapat dimulai dari 10 menit saja setiap hari. Begitu otak mengenali pola waktu yang tetap dan imbalan yang muncul setelah membaca, jalur kebiasaan akan terbentuk dengan sendirinya. Rutinitas membaca buku, mengeksplorasi wawasan baru, atau mengikuti artikel-artikel terbaru di Kumparan akan menjadi semakin mudah, bahkan terasa natural.

Selain itu, menentukan pemicu yang jelas seperti membaca setelah sarapan atau sebelum tidur dapat membantu otak menangkap pola yang konsisten. Imbalan positif seperti rasa puas setelah memahami hal baru atau sekadar menandai progres harian juga mampu memperkuat rutinitas ini.

Lingkungan yang mendukung, seperti meletakkan buku di tempat yang mudah terlihat atau menjadikan artikel sebagai halaman awal ponsel, akan mengurangi hambatan mental yang membuat kita menunda.

Pada akhirnya kebiasaan kecil seperti membaca secara rutin dapat membentuk versi baru dari diri kita. Kebiasaan tersebut melatih fokus, memperluas wawasan, memperkaya perbendaharaan gagasan, serta mengasah kemampuan berpikir kritis.

Proses ini bekerja secara diam diam, mengubah struktur otak dari hari ke hari, dan dalam jangka panjang membentuk identitas yang lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih reflektif.

Manusia pada dasarnya dibentuk oleh kebiasaan. Dan di dunia yang penuh distraksi seperti sekarang, memilih kebiasaan membaca setiap hari, entah itu buku, jurnal, atau artikel artikel berkualitas di Kumparan, adalah bentuk investasi kecil yang hasilnya sangat besar.

Sepuluh menit sehari mungkin terlihat sederhana, tetapi bagi otak, itu adalah awal dari perubahan besar.

Referensi Tulisan:
https://uwo.ca/se/thrive/blog/2024/the-science-behind-habits-how-the-brain-forms-and-breaks-them.html
https://janekgwizdala.substack.com/p/does-10000-hours-make-you-an-expert

Reporter: Haifa Nailah

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo