Vokaloka, Bandung - Di tengah aktivitas kampus yang padat, semakin banyak mahasiswa memilih membawa tumbler sebagai bagian dari gaya hidup eco-friendly. Kebiasaan sederhana ini tumbuh bukan sekadar tren, tetapi sebagai bentuk kesadaran bahwa penggunaan botol plastik sekali pakai berkontribusi besar pada masalah lingkungan. Dengan membawa air dari rumah, mahasiswa merasa lebih praktis, lebih hemat, dan sekaligus turut mengurangi jejak sampah plastik yang kian menggunung.
"Awalnya cuma coba sehari bawa tumbler, ternyata rasanya jauh lebih enak dan praktis," ujar Nabillah seorang mahasiswi semester 5.
Kebutuhan untuk tetap terhidrasi selama beraktivitas membuat tumbler menjadi solusi yang efisien. Mahasiswa tidak perlu lagi membeli air kemasan berkali-kali, tidak perlu mengantre di kantin, dan tidak harus membuang waktu hanya untuk mengatasi rasa haus.
Selain praktis, kebiasaan membawa tumbler memperlihatkan perubahan pola pikir generasi muda terhadap isu lingkungan. Mereka mulai memahami bahwa botol plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Dengan memilih tumbler yang bisa dipakai berulang kali, mereka secara tidak langsung ikut mencegah penambahan sampah baru yang sulit hilang dari bumi.
"Tumbler itu bukan cuma hemat, tapi bikin kita nggak nambah sampah plastik. Itu poin pentingnya," pungkasnya.
Gaya hidup eco-friendly ini juga menunjukkan bahwa menjaga bumi tidak harus dimulai dari langkah besar. Perubahan kecil yang dilakukan setiap hari justru lebih mudah bertahan lama, menjadi bagian dari rutinitas, dan membentuk pola hidup baru yang lebih bertanggung jawab.
Reporter: Lutfiah Nurrahma Faisal mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 5
Tidak ada komentar
Posting Komentar