Cantik dalam Taat: Pakaian sebagai Wujud Iman dan Identitas

Vokaloka, Bandung - Di era modern seperti sekarang, pakaian bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas seseorang. Apa yang kita kenakan sering kali menjadi hal pertama yang dilihat orang lain bahkan bisa menciptakan kesan awal tentang siapa diri kita. Lewat pakaian, seseorang bisa mengekspresikan kepribadian, nilai, bahkan keyakinannya.

Bagi seorang muslim, pakaian memiliki makna yang lebih dalam. Islam mengajarkan bahwa pakaian bukan hanya soal gaya, tapi juga soal adab dan ketaatan. Dalam Al-Qur'an, Allah sudah menetapkan aturan berpakaian bagi umat Islam, terutama bagi perempuan, agar menutup aurat sesuai syariat. Seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Ahzab ayat 59:

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Namun, di tengah arus modernisasi dan tren mode yang terus berubah, masih banyak muslimah yang belum sepenuhnya memahami atau menerapkan prinsip berpakaian sesuai tuntunan Islam. Ada yang beranggapan bahwa menutup aurat membatasi kebebasan berekspresi. Padahal, sebaliknya berpakaian sesuai syariat justru bisa menjadi bentuk kebebasan sejati, karena kita memilih untuk taat dan menjaga diri.

Menariknya, kini semakin banyak figur publik yang memberikan contoh positif dalam hal ini. Salah satunya adalah Naisa Yuriza, seorang selebgram yang sempat menjadi sorotan karena perubahannya. Dulu, Naisa dikenal lewat konten berbagi kepada fakir miskin, namun kini ia memperluas karyanya dengan menghadirkan konten-konten bernuansa islami. Perubahan itu tidak hanya tampak dari kontennya, tetapi juga dari caranya berpakaian lebih sopan, tertutup, dan sesuai syariat.

Hijrah Naisa menginspirasi banyak perempuan, termasuk saya sendiri. Cara dia mengemas dakwah dan gaya hidup islami terasa sangat natural dan relevan dengan generasi muda. Ia menunjukkan bahwa berpakaian sesuai syariat tidak berarti kehilangan gaya atau keanggunan. Justru, pakaian yang ia kenakan tampak begitu adem, nyaman, dan elegan sehingga banyak perempuan ingin meniru gayanya.

Bagi saya pribadi, proses memperbaiki diri sering kali dimulai dari hal sederhana: cara berpakaian. Saya percaya, perubahan luar bisa menjadi pintu bagi perubahan dalam. Saat kita mulai berkomitmen untuk menutup aurat dengan benar, secara tidak langsung kita juga belajar menjaga perilaku dan hati. Semakin sederhana pakaian seseorang, biasanya semakin besar pula ketenangan dan kedewasaan yang ia miliki.

Selain itu, berpakaian sopan dan menutup aurat juga memberikan rasa aman. Sebagai perempuan, kita tentu tidak ingin menjadi sasaran pandangan atau komentar yang tidak pantas. Dengan berpakaian tertutup, kita bisa mengurangi risiko seperti cat-calling atau pelecehan verbal di jalan. Pakaian yang syar'i membuat orang lain lebih menghormati kita, bukan karena takut, tetapi karena pakaian itu memancarkan wibawa dan rasa hormat terhadap diri sendiri.

Pada akhirnya, berpakaian sesuai syariat bukan sekadar tentang kain yang menutupi tubuh, tetapi juga tentang bagaimana kita memuliakan diri dan menaati perintah Allah. Dari pakaian, seseorang bisa memulai perjalanan hijrahnya perlahan tapi pasti. Karena sering kali, perubahan besar dimulai dari langkah kecil.

Saya merasa bersyukur bisa belajar dari figur-figur seperti Naisa Yuriza yang tidak hanya menginspirasi lewat ucapan, tetapi juga lewat teladan nyata. Semoga semakin banyak muslimah yang menemukan makna mendalam dalam cara mereka berpakaian, bukan sekadar untuk terlihat cantik, tetapi untuk menjadi pribadi yang lebih baik baik di hadapan manusia, maupun di hadapan Sang Pencipta.

Reporter: Nabillah Luthfiyana KPI/5B

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo