Vokaloka, Bandung – Desa Cibodas resmi memulai program budidaya hanjeli, tanaman pangan fungsional yang dianggap potensial sebagai alternatif pangan selain beras. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), dan Pemerintah Desa Cibodas. Program ini digelar pada Senin (20/05/2025).
Program awal berupa workshop dan diskusi yang digelar di Desa Ekowisata Laboratorium Hidup, Kampung Kutes, RT 02/08 ini melibatkan dosen, petani, dan pihak desa, yang membahas teknik budidaya hanjeli, potensi ekonomi, hingga manfaat lingkungan. Aep, dosen Faperta Unpad yang membimbing program, menjelaskan bahwa hanjeli dipilih karena teknik budidayanya relatif mudah, hemat air setelah fase tertentu, minim hama dan penyakit, serta bisa dikembangkan di lahan terbuka yang strategis.
"Tujuan utama kami adalah memperkenalkan hanjeli sebagai tanaman pangan alternatif, bukan pengganti beras. Dengan adanya tanaman ini, warga memiliki pilihan diversifikasi pangan. Selain itu, tanaman ini juga ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan 100%," ujar Aep.
Hanjeli sendiri memiliki beberapa tantangan. Misalnya, umur tanaman yang lebih panjang dibanding jagung sehingga panen lebih sedikit, sehingga hasilnya belum bisa bersaing secara langsung dengan tanaman lain. Namun, jika pasar berkembang dan petani memahami teknik budidayanya, tanaman ini memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan.
Iwan, Kepala Seksi Pelayanan Desa Cibodas, mengatakan bahwa desa menyediakan lahan sekaligus pendampingan teknis bagi para petani. "Kami berharap program ini bisa meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan warga, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan," ujarnya.
Selain aspek ekonomi, hanjeli juga memiliki manfaat lingkungan yang signifikan. Menurut Aep, tanaman ini sudah banyak diteliti dan hasilnya mampu menghijaukan lahan yang sebelumnya tandus, menyaring logam berat dari tanah, serta bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, maupun makanan burung. Semua bagian tanaman hampir bisa digunakan, sehingga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Program budidaya hanjeli di Desa Cibodas diharapkan menjadi awal pengenalan masyarakat terhadap tanaman pangan fungsional, membuka peluang inovasi pangan, sekaligus mendorong desa lain untuk mengikuti jejak ini. Meski belum dilakukan penanaman massal, workshop ini menandai langkah awal yang penting bagi pengembangan tanaman alternatif di wilayah lokal.
Reporter: Nadia Ardiyanti Mulyana, KPI 5/B
Tidak ada komentar
Posting Komentar