Bandung, 25 September 2025 – Suasana istirahat di Yayasan Pondok Pesantren Sukamiskin selalu terasa hidup. Begitu bel berbunyi, para santri dan santriwati langsung berlarian untuk membeli jajan yang ada diluar lingkungan sekolah, begitupun bermain bola di area deket kantor, area dimana para santri suka berkumpul.
Tak hanya bola, obrolan santai pun jadi rutinitas mereka. Di bawah rindangnya pohon, sekelompok santri duduk, berbagi cerita tentang pelajaran yang baru saja mereka terima di kelas. Ada yang melempar candaan, ada juga yang membicarakan masa depan. Tak sedikit yang memilih berjalan ke luar sekolah untuk membeli gorengan atau es teh sebagai pelepas haus dan lapar.
Keakraban di jam rehat ini menarik perhatian. Tidak ada jarak antara kelas bawah dan atas. Ihsan, salah satu santri kelas 11, menuturkan betapa istirahat menjadi momen penting untuk saling mengenal. "Saya bisa dekat dengan anak kelas 12 karena ketika istirahat kami selalu bersama dan berbagi cerita. Walaupun tidak satu tingkatan, kita setara," ujarnya sambil tersenyum.
Obrolan mereka juga jauh dari kesan main-main. Di sela senda gurau, topik masa depan kerap muncul. Para santri mendiskusikan rencana melanjutkan pendidikan, universitas yang diincar, hingga jurusan yang sesuai minat. "Kelihatannya kami santai, tapi banyak yang sudah mikir mau kuliah ke mana," kata seorang santri lain.
Keunikan lain yang mencolok adalah cara mereka menjaga kerapian lingkungan meski suasana ramai. Setelah bermain bola, beberapa santri sigap merapikan lapangan dan mengumpulkan sampah. Bagi mereka, jam istirahat bukan sekadar waktu lepas penat. Itu adalah ruang untuk mempererat persaudaraan, belajar tanggung jawab, dan menyiapkan mimpi. Di balik tawa dan keringat, para santri Sukamiskin membuktikan bahwa kebersamaan sederhana bisa melahirkan semangat besar untuk masa depan.
Reporter: Nabillah Luthfiyana KPI 5/B
Tidak ada komentar
Posting Komentar