Anemia pada Perempuan: Masalah Sepele yang Bisa Pengaruhi Masa Depan Anak


Gambar: Kantamedia

Anemia sering kali dianggap sebagai masalah ringan yang bisa diselesaikan dengan hanya sekadar makan yang banyak atau minum vitamin. Padahal, menurut World Health Organization (WHO), anemia adalah salah satu masalah gizi paling umum pada perempuan di seluruh dunia dan dapat menimbulkan efek jangka panjang, bahkan sebelum seorang anak dilahirkan. Ketika tubuh kekurangan zat besi, kemampuan darah membawa oksigen berkurang. Jika kondisi ini dialami oleh perempuan usia remaja atau calon ibu, perkembangan janin di masa depan bisa ikut terhambat. Di sinilah hubungan antara anemia dan risiko stunting mulai terbentuk.

Di Indonesia, anemia masih menjadi salah satu masalah gizi terbesar pada perempuan. Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa 48,9% remaja putri mengalami anemia, sementara anemia pada ibu hamil mencapai sekitar 37%. Remaja putri, perempuan usia subur, dan ibu hamil termasuk kelompok yang paling rentan terkena. Namun banyak dari mereka menganggap gejala seperti lemas, letih, lesu, sulit fokus, atau sering pusing sebagai hal yang biasa. Padahal ketika anemia berlangsung lama dan tidak ditangani, kondisi ini dapat membawa pengaruh besar terhadap kualitas tumbuh kembang anak yang akan mereka lahirkan. Jika seorang ibu memasuki masa kehamilan dalam kondisi kekurangan zat besi, risiko besar bayi yang dilahirkan akan mengalami stunting.

Secara ilmiah, anemia terjadi ketika jumlah hemoglobin dalam tubuh menurun. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hemoglobin adalah protein penting dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dalam kehamilan, oksigen dari ibu adalah sumber utama yang dibutuhkan janin untuk membentuk organ, jaringan saraf, dan sistem kekebalan. Kekurangan oksigen berarti proses pembentukan sel-sel ini tidak berjalan optimal. Dampaknya terlihat pada lambatnya pertumbuhan janin, risiko kekurangan berat badan, hingga kerentanan terhadap stunting pada masa awal kehidupan. Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga berkaitan dengan perkembangan otak dan kemampuan belajar anak di masa depan.

Kondisi anemia sering kali muncul dari kebiasaan sehari-hari. Banyak perempuan melewatkan sarapan, kurang mengonsumsi sayuran hijau, jarang makan sumber protein, dan lebih sering memilih makanan praktis. Selain itu, kebiasaan minum teh atau kopi setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menegaskan bahwa konsumsi teh/kopi satu jam setelah makan dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 40%.

Tidak hanya itu, remaja putri yang sedang menstruasi secara rutin kehilangan darah setiap bulan, sehingga kebutuhan zat besi harus dipenuhi dengan pola makan yang lebih baik. Pada ibu hamil, konsumsi tablet tambah darah sering tidak rutin karena adanya rasa mual atau rasa logam yang tidak nyaman, padahal suplemen tersebut sangat penting untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan janin.

Melihat permasalahan ini, anemia pada perempuan seharusnya tidak dipandang sebagai masalah sepele. Ini bukan hanya menyangkut kesehatan individu, tetapi berhubungan langsung dengan kualitas generasi di masa mendatang. UNICEF menekankan bahwa perkembangan anak ditentukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak masa kehamilan. Perempuan yang kekurangan zat besi berisiko melahirkan anak dengan tumbuh kembang yang tidak optimal. Maka menjaga kesehatan perempuan sejak remaja merupakan langkah strategis untuk mencegah stunting dan meningkatkan kecerdasan generasi Indonesia.

Menjaga kadar hemoglobin tidak sulit, tetapi membutuhkan kesadaran dan konsistensi. Konsumsi makanan kaya zat besi, meningkatkan asupan vitamin C, mengurangi teh dan kopi saat makan, serta disiplin mengonsumsi tablet tambah darah adalah langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan. Dokter spesialis gizi klinis di Indonesia juga menegaskan bahwa peningkatan zat besi pada remaja putri sejak dini akan menurunkan risiko komplikasi saat kehamilan dan meningkatkan kualitas pertumbuhan anak.

Kesehatan perempuan hari ini menentukan anak-anak Indonesia untuk tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Ketika seorang ibu sehat, generasi yang lahir darinya akan memiliki fondasi yang lebih baik untuk masa depan. 

Reporter: Najla Fayrus KPI VA

Tidak ada komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo